Prolog Da’wah #2
Perawi yang lain bercerita, “pernah aku ditugaskan oleh lembaga tempatku beraktivitas, untuk berkeliling di petang hari. Saat irulah aku berjumpa dengan beberapa orang pemuda yang suka bersembang ke sana ke mari dan melakukan hal-hal yang sia-sia dan lalai belaka. Ketika aku melihatnya, berbisik di hatiku; besok aku akan mendatanginya untuk menunaikan kewajipanku menasihati mereka. Namun, syaitan berhasil menggodaku untuk menangguhkan niatku itu....
Setelah hampir sebulan, aku baru mampu melawan godaan itu, lalu aku menemui mereka serta berbasa-basi sejenak, bahwa aku telah berniat mengunjungi mereka sejak sebulan yang lalu. Kemudian aku sampaikan kepada mereka kewajipan-kewajipan seorang Muslim kepada mereka jawabnya terhadap Allah SWT, terhadap diri sendiri, serta terhadap keluarga. Aku pun menerangkan kepada mereka hakikat kematian dan kedatangannya yang dapat merenggut jiwa manusia bila-bila saja, pentingnya amal soleh dan menjauhi aneka kesiaan dan kemaksiatan, serta nasihat-nasihat yang lainnya.
Kulihat respon di wajah mereka menunjukan tanda-tanda terpengaruh dengan kata-kataku. Bahkan sebahagian mereka mencucurkan air matanya menyadari perilaku dirinya yang memprihatinkan itu. Setelah selesai aku bercerita, salah seorang dari mereka tampak berupaya menghimpun kekuatannya, lalu tiba-tiba mencercaku dengan suara penuh penekanan, “ hai abang, mengapa engkau tak nasihati kami sebelum ini!! Padahal telah sebulan lamanya engkau melihat keadaan kami yang buruk ini, dan mengapa engkau tidak peduli? Bagaimana kelak nasib kami, jika kematian itu datang, sedangkan kami tidak berada dalam ridha Allah SWT dan RasulNya? Bukankah engkau pun akan ditanya akan hal itu di hari kiamat kelak? Mana tanggungjawabmu menegur kami semenjak engkau melihat kami waktu itu?!.”
Ketika aku berpaling dari mereka, lanjut perawi itu, aku merasakan kebahagiaan, sekaligus kesedihan di saat yang sama. Aku bahagia karena mereka mau bertaubat dan melihat antusias untuk beristiqamah. Namun, aku pun sedih kerana kekurang pekaanku untuk menasihati orang-orang yang dangkal ilmu dan wawasannya serta semua yang memelurkan, sekalipun sekilas mereka tidak akan menerimaku.
*****
“Amat jelas tugas kita para Da’i untuk memberi peringatan dan menyampaikan da’wah kepada masyarakat. Tahu kah kamu para Da’i bahawasanya kamu adalah ubat kepada penyakit keimanan kepada masyarakat. Wahai para Da’i jangan takut dan jangan gentar berda’wah dijalan Allah SWT kerana Surah ke 47:7 akan sentiasa menjadi pegangan. Para Da’i tugas kita tak lain tak bukan menyeruh ke Jalan Allah SWT bukan kah itu lebih baik ucapannya Surah 41:33.”
wallahu'alam...
BERSAMBUNG....
No comments:
Post a Comment